Selasa, 16 Februari 2016

Setelah Zidan lahiiiiir...

Setelah Zidan lahir dini hari itu setelah ashar aku sudah diperbolehkan pulang. Alhamdulillah.. sudah lega.. Aku sudah bisa jalan meski lambat. Nasehat dari bidan yang harus aku jalankan salah satunya adalah memakai jarik ( tapian ) selama seminggu lamanya. Katanya agar membatasi gerak kaki lebih sempit jadi jahitan akan lebih rapat. Memang sich setelah aku rasakan lebih enak tapian karena aku pernah iseng beberapa jam tidak tapian rasanya malah g enak.


Seperti kebanyakan ibu yang baru melahirkan aku kembali bergadang. Dan sekarang lebih parah karena begadang untuk 1 bayi dan 1 balita. Ohhhh.. indahnya.. kembali merasakan panjangnya malam. Alhamdulillah dibantu seorang embak2 meski hanya 2 jam setiap harinya untuk cuci priring, jemur baju, masak, setrika dan bersih bersih rumah. Sangat membantu. "Makasih ya mbak..." Tapi hanya 3 bulan aku memerlukannya setelah itu aku merasa sudah cukup mampu untuk melakukan semuanya sendiri yaaa walopun dengan agak keteteran karena semua tergantung mood anak2. Kalau lagi pada anteng jam 9 pagi semua sudah rapi jali. Rumah sudah disapu, sudah jemur baju, anak2 sudah mandi dan makan pagi tinggal belanja sayur dan nidurin si kecil. Tapiiii.. kalo lagi pada rewel.jam segitu masih awut2an, anak2 pada nangis, baju masih numpuk di ember, jangankan disapu, gorden rumah juga belum dibuka, pokonya oh my god bangetlah. 

Berbulan bulan aku disibukkan mengurusi rumah tangga dengan 2 balita ini. Lelah?? pasti.. capek?? sama kan.. pengen libur sehariiiii aja. Tapi naluri sebagai ibu selalu membuatku ingin dekat dengan anak2 meski repot. Dulu beberapa bulan setelah resign dan hanya mengurusi Zidna sambil kuliah, kerinduan akan bekerja kembali seperti sudah tidak bisa ditahan. Seperti truk di dataran tinggi yang kehilangan ganjelannya sehingga berjalan turun tanpa bisa direm. Selalu merasa iri saat berbelanja pagi berpapasan dengan sesama wanita tapi dia sedang hendak berangkat bekerja. Bajunya rapi, mukanya sudah cantik dipoles bedak dan gincu, kerudungnya rapi lengkap dengan sepatu dan motor matic seperti aku dulu ( tapi aku dulu g bedakan ma gincuan lho). Sedang aku.. sudah cukup dengan gamis rumah, kerudung kaos dan sandal jepit kegedean milik suami bersepeda ke warung sayur. Belanja pun tidak bisa lama2 karena khawatir anak2 pada nyariin.

Duhai.. beberapa kali aku merasa kehilangan passion ( wuzzz).. tujuan hidup. Aku merasa jenuh dengan kegiatanku setiap hari yang hanya dirumah mengurus rumah , anak dan suami. Amat sangat bosan. Jenuh.. Aku ingin kembali bekerja. menyiapkan rapat, membuat notulen, ngebut saat pagi karena takut telat, berbincang dengan rekan kerja, dikomplain saat gajian dan lain2...

Namun...

Setelah punya anak kedua ini kejenuhanku mulai memudar. Aku sudah tahu passionku. TAAT pada SUAMI. Inilah aku seorang seorang istri dan seorang ibu dari 2 orang anak. Seorang istri yang setiap pagi bisa menyiapkan sarapan dan lain2 untuk suaminya. Seorang ibu yang ingin selalu dekat dengan anak2nya, yang selalu ada untuk anak2nya, yang ingin mendampingi mereka belajar Islam ini dengan benar.. inilah aku sekarang.. seorang istri dan seorang ibu... dan itu pilihanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar