Kamis, 20 Oktober 2016

Jangan Suudzon Ukhtiiii

Terkejut bukan kepalang saat mendengar cerita suami bahwa salah satu rekannya menyebarkan tuduhan yang secara tidak langsung adalah fitnah. Uhhh kejem amat yak. Tentang rumah. Ya rumah. Rumah yang kami bangun di atas kesabaran dan hasil keringat suami dituduhkan adalah hasil dari uang yang tidak halal. Naudzubillah...

Duhai ukhti...
Rumah mungil kami ini kami bangun tidak langsung dengan serta merta. Rumah ini dibangun atas dasar niat, tekad dan kesabaran yang banyak. Betapa kami ingin mandiri. Membangun keluarga kecil sendiri. Merasakan nikmatnya membangun rumahtangga. Maka dengan ijin Allah, kami diberi titipan rumah ini. Kenapa kita harus meminta minta kepada selainNya padahal Dialah Yang Maha Kaya. Mintalah padaNya. Percayalah.. Dia Yang Maha Mendengar semua doa akan mengabulkannya di saat yg tepat. Itulah yang membuat kami nekad membangun rumah meski uang kami secara nominal tidaklah cukup.

Duhai ukhti...
Engkau tak tau, saat kami menahan lapar dan keinginan demi menyisihkan uang untuk sekedar membeli semen atau batako. Atau saat suami rela menjual motor kesayangannya agar dapat terus berlanjut pembangunan rumah ini. Jangan engkau mengira uang kami buanyak, beratus ratus juta atau bertumpuk tumpuk. Kami pun tak menyangka keinginan kami mandiri ini sedemikian dibantu oleh Allah dengan kemudahan rejeki.Suami sampai harus mencari rejeki sampingan selain bekerja di kantor dengan menjual sepeda - sepeda second agar pembangunan rumah kami saat itu tidak berhenti.

Wahai ukhti yang disayangi Allah...
Semua orang bisa saja mempunyai gaji yang sama tapi jangan dikira hasilny pun sama. Ketika anti bilang gaji sama tapi yang satu bisa bangun dan yang satu tidak berarti seharusnya ada yang dipertanyakan disitu. Bagaimana pengelolaan uang itu. Bahkan dgn hanya mengandalkan satu orang saja yg bekerja. Jawablah sendiri pertanyaan itu. Kami tak bermobil, juga tak punya banyak baju bermerk. Setiap pergi baju kami itu2 saja. Makan kami seadanya. tidak pernah makan yang wah kecuali saat ada rejeki lebih. Kami tak dibantu khadimat/ ART. Kami urus kebutuhan kelurga kami sendiri, kami tak malu pake HP jadul. Lalu apa yang hendak kau bandingkan lgi selain rumah. Apakah kau sudah menemukan jawaban dr pertanyaanmu " ko bisa bangun rumah?" Gaya hidup itulah salah satu jawabnya.

Wahai ukhti.. saudariku..
Jangan pernah membanding - bandingkan kondisi orang. Terimalah, bersyukurlah. Rejeki tak akan pernah tertukar. Allah sudah jelas - jelas menyampaikannya. Syukurilah keadaanmu hari ini, insyaAllah nikmatmu akan terus bertambah. Rejeki tidak melulu hanya soal uang tapi juga kesehatan, kebahagiaan, suami yang sholeh, anak - anak yg sholehah, keluarga yang tentram. Maka dari itu janganlah bersuudzon pada kami apalagi mengungkapkannya pada orang lain. Cukuplah Allah ta'ala tempat mengadu.

Duhai ukhti.. kiranya kami pun mungkin ada banyak salah yang secara tidak sengaja kami buat hingga engkau mempunyai pikiran buruk tentang kami. Maafkan kami... 

Hanya ALLAH tempat mengadu dan memohon pertolongan


Dibelakang itu adalah rumah kami yang Alhamdulillah sisi kananny sdh selesai dibangun sekarang. Alhamdulillah......






Tidak ada komentar:

Posting Komentar