Kamis, 16 Desember 2010

Hemmm... org jepang dan masjid , ada hubungannya g ya...? yuk kita simak

Masjid dan Orang Jepang


 dsc02055.JPG
Seorang teman terkesima melihat sebuah foto masjid di atas sungai yang ada di Ambon, dan dengan polosnya bertanya `apakah orang Indonesia tinggal di rumah seperti ini?
Ya, banyak orang Jepang yang tidak tahu apa Islam, apa itu masjid, sekalipun Islam telah masuk ke Jepang sejak tahun 1877. Barangkali karena ketidaktertarikan orang Jepang terhadap agama. Dalam artikelnya di Harvard Asia Quarterly, Michael Penn mensinyalir bahwa banyak orang yang pasti berkesimpulan tidak ada hubungan antara orang Jepang dan Islam, karena di satu pihak Islam mempercayai monoteisme, sedangkan Jepang lebih kental polyteisme atau bahkan animismenya. Tapi sebenarnya banyak peninggalan bersejarah yang menunjukkan bahwa Jepang punya hubungan yang erat dengan Islam. Banyak peneliti studi Islam di beberapa universitas Jepang telah berhasil membuka fenomena ini.
Jika ditanya apa agama yang mereka anut, kebanyakan orang Jepang tidak bisa menjawab, terutama orang mudanya. Ada dua agama yang diyakini kebanyakan orang Jepang yaitu, Budha dan Shinto. Tapi jangan ditanya mengenai detail ibadah atau aturan-aturannya, kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. Sebagian orang Jepang mendatangi shrine (神社=jinja, yaitu tempat ibadah agama Shinto) ketika mereka hendak meminta peruntungan, keberhasilan dalam bisnis, kelahiran bayi, dan perkawinan. Dan mendatangi temple (お寺=otera) ketika mengadakan upacara kematian.
Minat orang Jepang terhadap kegiatan-kegiatan agama pun sangat kurang, bahkan saya pernah melihat acara di sebuah stasiun TV Jepang yang menceritakan bagaimana seorang Oboosan (pendeta budha) membuka grup band rock di oteranya dalam rangka mengundang orang muda untuk lebih rajin datang ke oteranya. Banyak juga kegiatan yang dilangsungkan di shrine atau temple yang tidak jelas apakah itu acara keagamaan atau kebudayaan.
Bahkan ada kebiasaan antik PM Koizumi mendatangi Yasukuni shrine di Tokyo, shrine yang dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang yang gugur membela emperor di masa perang dunia. Sekalipun banyak orang China dan Korea Selatan , sebagai korban perang, yang menentang ini, tetapi tercatat Koizumi mengunjungi shrine ini beberapa kali dalam masa jabatannya sebagai PM. Boleh dikatakan kedatangan PM ke shrine bukan untuk beribadah, tetapi lebih bernuansa politik. Ada issue yang mengatakan bahwa kunjungannya ke Yasukuni shrine demi mendapat dukungan dari veteran perang agar tetap berkuasa sebagai PM.
Anyway, tempat-tempat ibadah bagi orang Jepang bukanlah tempat ibadah, tapi lebih merupakan tempat wisata. Demikian pula dengan masjid di Jepang.
Terdapat 10 masjid di Tokyo, 10 di daerah sekitar Tokyo, dan 17 masjid yang tersebar di kota-kota seantero Jepang.Tapi jangan dibayangkan bahwa masjid-masjid tersebut seperti masjid di Indonesia, bangunan luas dan kubah megah, mesjid di Jepang ada yang berupa apartemen yang disewa oleh komuniti muslim. Berbeda dengan di Indonesia, masjid-masjid di Jepang dinamai seduai dengan nama kota. Misalnya Masjid Honjin di Nagoya yang terletak di wilayah Honjin, masjid Kobe di kota Kobe, atau masjid Osaka di Osaka.
Salah satu masjid megah dan tertua di Jepang adalah Masjid Kobe didirikan pada tahun 1928 atas prakarsa pedagang muslim India yang membentuk Islamic Committee for Kobe. Seorang tokohnya, Mr. A.K Bochia pergi ke India untuk mengumpulkan donasi pembangunan masjid.
pintu masjid kobe
Arsitektur masjid Kobe dikerjakan oleh seorang India dengan nuansa kental bangunan-bangunan di Turki. Masjid Kobe berfungsi normal pada tahun 1935, setelah mendapat persetujuan dari emperor. Masjid ini menjadi persinggahan ibadah bagi pedagang, guru, mahasiswa muslim yang merantau ke Jepang. Mengapa masjid pertama dibangun di Kobe, saya sendiri tidak tahu sejarahnya, tetapi barangkali ada kaitannya dengan nama `神戸‘=kobe, yang berarti Pintu Tuhan/Iman.
masjid kobe
Dua minggu yang lalu saya mengunjungi masjid Kobe. Saya begitu terpaku dengan bangunannya yang kuno tetapi megah. Pintunya yang besar lagi berat dengan gelang pengetuk dari besi, seperti di rumah-rumah tua Eropa. Mesjid Kobe berada di sekitar perkampungan 異人館(ijinkan), tempat yang paling tersohor di Kobe karena di kiri kanan jalan terdapat banyak rumah-rumah besar, model Eropa lagi tua. Menurut teman saya, ijinkan adalah tempat yang terkenal untuk kencan karena nuansa romantismenya.
Ketika saya datang ke masjid Kobe, siang hari, masjid sepi. Tidak ada orang yang tengah beribadah, hanya terdengar suara gerakan orang bekerja di lantai bawah. Pintu masjid bagian samping sengaja terbuka, yang memungkinkan siapa saja dapat masuk ke rumah Allah ini, baik untuk beribadah atau untuk belajar tentang Islam. Orang Jepang pun sering datang tapi sekedar untuk berwisata, mengagumi bangunan-bangunan tua beraksitektur menawan.
bagian dalam masjid kobe
Ya, barangkali dengan kedatangannya ke masjid-masjid, walaupun sekedar untuk berekreasi, Allah akan membukakan hati mereka….. 

(murniramli-wordpress.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar